Budaya
Bantengan Kota Malang
Mungkin kita tidak
banyak mengetahui tentang budaya bantengan yang terdapat di kota malang jawa
timur.Budaya bantengan adalah seni tradisional yang berhubungan dengan hal-hal
yang bersifat magis(ghaib),di katakan seperti itu karena setiap pelaksanaanya
di butuhkan seorang pawang(dukun) untuk mengundang mahkluk-makhluk ghaib untuk datang
sehingga ketika melakukan adegan berbahaya seperti memakan pecahan beling, berjalan di atas duri
pohon buah salak,mengupas kelapa dengan menggunakan gigi secara di bawah
kesadaran mereka yang tidak dapat di lakukan oleh orang biasa ataupun
orang-orang yang belum berpengalaman.
Budaya
bantengan ,yakni sekumpulan orang yang berada di dalam replica berbentuk
se-ekor banteng yang di bagian tubuhnya
telah di tutupi oleh sebuah kain hitam dan berisi dua pemain yang salah satu
memegang bagian kepala dan seorang lagi mengisi di bagian badan replika banteng
tersebut dan mengikuti permainan pemain yang berada di bagian memegang kepala
banteng.
Di kedua sisi kepala banteng ada 2
buah tali tambang dan 2 orang yang bertugas memegangi tali tersebut dengan
erat untuk menjaga bantengan tidak menyeruduk orang-orang di
sekelilingnya karena pemainya di bawah sadar,di dalam penguasaan makhluk
ghaib.hiburan seperti ini sangat banyak masyarakat yang berdatangan meski berasal dari desa-desa
lain yang jaraknya berjauhan untuk melihat kesenian ini.
Namun lambat laun perkembangan gaya
hidup masyarakat pedesaan lah yang semakin lama tidak tertarik dengan budaya
bantengan ,karena mereka lebih tertarik dating ke mal-mal besar,konser, dan
hiburan lainya.mestinya walaupun zaman terus berkembang kita tetap harus menjaga
dan menghormati kesenian yang ada tidak melupakan dengan mudahnya ,melainkan member
ruang dan kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas di bidang kebudayaan
khususnya kebudayaan bantengan di kota malang.
Itu semua dapat kita lakukan dengan
cara membentuk sanggar-sanggar ataupun
grup-grup kesenian,mengadakan karnaval, dan mengundang mereka dalam acara
seperti sunatan,perkawinan,ataupun upacara desa.
Read Users' Comments (0)