Manusia dan penderitaan
Manusia
dengan Penderitaan
Manusia memang tidak pernah jauh dari sebuah realita kehidupanya entah
itu bahagia ataupun mengalami sebuah pengalaman hidup yang penuh dengan
siksaan,cacian dan sebagainya, yang jelas setiap kehidupan manusia tidak pernah
tetap,tidak pernah selalu bahagia atau selalu menderita tetapi selalu mengalami
pasang surut bumbu-bumbu kehidupan yang
akan menjadi pengalaman yang baik atau buruk di masa depan orang yang mengalami
itu.
Kisah
ini adalah sebuah pelajaran untuk kita berbuat jauh lebih baik lagi , dia
terlahir dari sebuah desa dan keluarga yang bisa di katakan berkecukupan namun
ketika dia di lahirkan ibunya mengalami sakit keras selama berbulan-bulan
hingga rambutnya rontok dan badanya kurus kering, dia tidak pernah mendapat
susu dari ibunya melainkan di titipkan kepada orang yang kasihan melihat
ibunya,hingga dia selama 6 bulan tidak mendapat kasih sayang ibunya yang sedang
sakit.
Di
tambah lagi ayah dia yang pergi meninggalkan ibunya yang sakit-sakitan untuk
menikah lagi dengan wanita lain ,tanpa mengurus dia yang saat itu masih
bayi,menelantarkanya,tidak memberikan nafkahnya yang membuat dia tidak terurus,
saat masih bayi karena tidak ada yang mengurus dan hanya tetangga yang sukarela
memberikan ASInya suatu saat bayi itu menderita penyakit dengan tubuhnya
membusuk berbau tidak sedap, dan juga pernah di lilit ular besar di dalam
kamarnya.
Ketika
waktu mulai dia beranjak besar,menjadi pribadi yang keras karena kehilangan
sosok ayahnya yang tega meninggalkan dia dan ibunya,namun pribadi yang keras
itu memberikan pribadi yang penuh kerja keras, berbakti kepada ibunya ,bercocok
tanam, berprestasi di sekolah meski hanya sampai smp karena tidak adanya biaya,
ketika sudah mulai dewasa dan beranjak untuk mengetahui siapa ayahnya yang
tega-teganya meninggalkan dia dan ibunya menelantarkanya ,sedangkan ayah dan
wanita yang telah di nikahinya itu hidup
penuh dengan kemewahan, sawah-sawah yang luas tidak sedikitpun di berikan untuk
dia , jangankan memperhatikan, memberikan kabar atau member nafkah pun tidak.
Melihat
seorang ayah yang seperti itu dia menjadi watak yang sangat pembenci kepada
ayahnya, namun bersahaja kepada teman dan saudaranya, namun lambat laun dia
sadar bahwa tidak ada bekas orang tua ,setega apapun ayahnya itu. Dia merantau
ke Jakarta untk menafkahi ibunya sebagai satpam di sebuah pabrik , karena sudah
terbiasa lahir tanpa ayahnya membuat pribadi yang pekerja keras ,tekun dan
ulet,hinggan ketika dia menikah dan
pulang ke kampungnya dan tidak lama kemudian 2 ekor sapi miliknya di
curi oleh orang tang tidak bertanggung jawab, hingga membuat dia kembali
merantau ke bekasi menjadi kuli panggul sebuah agen beras dan minuman ringan
meninggalkan anaknya, namun perhatian dia terhadap anak dan istrinya begitu
besar, dia tidak ingin rasa sakitnya dulu di alami oleh anak dan istrinya,
hampir 5 tahun meninggalkan anaknya suatu saat di ajaklah anaknya ke bekasi,
lambat laun mengumplkan modal dari hasil kuli panggul,membuka usaha toko beras
sederhana yang pada akhirnya terus berkembang karena kerja keras dan
ketekunanya melayani pelanggan.dengan penghasilan yang lumayan diabisa
menafkahi keluarganya dengan sebaik-baiknya tidak seperti ayahnya yang
menelantarkanya ,justru menjadi pribadi sosok yang tegas ,penyayang,dan
bertanggung jawab. Berawal dari seorang kuli hingga dia mampu membuka sebuah
toko dan menyekolahkan anaknya hingga lulus kuliah S1 di sebuah perguruan
tinggi swasta terkemuka di Indonesia,dan mendidik anaknya itu agar menjadi
orang yang bertanggung jawab,agar tidak
mengalami apa yang duu ayahnya alami,lahir sejak kecil tidak pernah mendapat
kasih sayang ibunya karena sakit-sakitan dan ayahnya yang pergi
menelantarkanya. Kini toko yang dia kelola dengan istrinya pun makin
berkembang.
Read Users' Comments (1)komentar