TPM (Total Productive Maintenance)

Hasil gambarTPM (Total Productive Maintenance) adalah sebuah alat yang bertujuan dalam jangka panjang. Improve (memperbaiki) people + Improve Machine => a Stronger company, artinya memperbaiki kemampuan dan perilaku kerja pekerja di kombinasikan dengan perbaikan mesin doharapkan menjadi sebuah perusahaan yang tangguh. Tujuan total productive maintenance adalah:

 

1.     Bertujuan membangun budaya perusahaan yang senantiasa berupaya meningkatkan efektivitas mesin (OEE)  Overall Equipment Efficiency.

2.      Membangun system terintegrasi untuk memerangi losses

3.      Melibatkan semua departemen


Sasaran dalam penerapan TPM adalah zero ABCD (Accident, Breakdown, Crisis, Defect), dengan cara meningkatkan efisiensi dapat meningkatkan pemenuhan target perusahaan. TPM ini dalam penerapanya misalkan, operator tersebut akan di didik untuk merawat mesin secara ringan dengan mandiri tanpa hanya bisa mengandalkan teknisi, kemudian antara operator dan teknisi harus saling berkomunikasi. Contohnya dalam pengaturan kecepatan mesin. Perumpamaan mesin produksi tersebut adalah bayi, operator adalah sebagai seorang orang tua dan teknisi tersebut adalah dokter, artinya operator harus selalu memperhatikan dan menjaga kondisi mesin tersebut agar tetap baik, kecuali mengalami kerusakan yang tidak mampu diperbaiki sendiri , maka kemudian mesin tersebut akan di tangani oleh teknisi itu sendiri. Budaya perbaikan secara terus menurus. TPM memiliki fondasi 5S bahasa jepang (atau 5 R dalam bahasa Indonesia yaitu (ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin).Hasil gambar

Kemudian, diatas Pondasi 5 S terdapat 8 Pillar TPM, yaitu: Autonomous Maintenance, Plant Maintenance, Focused Improvement, Quality Maintenance, Early Product & Machine Management, Training dan Health Safety Environment, TPM in Office (Administration). Ke delapan pillar ini harus dilaksanakan secara menyeluruh agar tercipta perubahan budaya. Dengan komitmen yang kuat dari Top Management terutama sebagai Change Management Agent, dalam kurun waktu 2-3 tahun kita akan melihat suatu kegiatan manufacturing yang sangat berbeda dan jauh lebih produktif.
Secara singkat ke delapan pillar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Autonomous Maintenance
Tujuan dari kegiatan AM adalah tercapainya kondisi mesin yang stabil sesuai dengan standardnya (standard performance), yang kedua, meningkatkan kemampuan operator untuk melakukan pemeliharaan secara rutin dengan cleaning, inspeksi dan mendeteksi keadaan abnormal.
  • Plant Maintenance (Effective Maintenance)
Kegiatan PM bertujuan untuk mengurangi variability umur pakai dari mesin dan part-partnya, sekaligus menerapkan upaya-upaya untuk memperpanjang umur dari mesin-mesin tersebut.
  • Focused Improvement
Semua kegiatan dengan memaksimalkan/menigkatkan efisiensi mesin melalui kegiatan-kegiatan menghilangkan rugi-rugi dan meningkatkan kinerja.
  • Quality Maintenance
Kegiatan yang berkaitan untuk menetapkan standard mesin sehingga tidak menghasilkan produk yang cacat. Mencegah cacat quality yang terjadi secara bersamaan. Quality Maintenance didasarkan pada 2 aspek kegiatan: Kaizen dan AM.
  • Early Product and Machine Management
Kegiatan yang menitik beratkan pada penurunan waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk dari ide hingga produksi penuh (Vertical start up – free of bugs and right first time).
  • Training
Kegiatan pelatihan yang bertujuan menghasilkan kompetensi tentang peralatan dan mesin yang digunakan pada karyawan. Kegiatan training ini bersifat di dalam kelas maupun praktek langsung di lapangan. Pillar ini merupakan kunci sukses proses pengembangan TPM.
  • Health Safety Environment
Rangkaian kegiatan yang bertumpu pada perilaku manusia terhadap keselamatan kerja, keamanan mesin dan kepemimpinan. Pillar ini didasarkan pada seluruh pillar yang lain.
  • TPM in Office (Administration)
Kegiatan-kegiatan yang akan mengidentifikasikan dan mengurangi tugi-rugi waktu yang berakibat pada panjangnya waktu untuk keperluan administrasi. Diharapkan pillar ini akan mempercepat “speed” dari kegiatan administrasi.
Menurut beberpa penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan kegiatan TPM yang dilakukan secara “benar” akan menghasilkan:
30% Labour productivity improvement
85% Operational Efficiency
90% Reduction in product defects
50% Reduction in product inventories
30% Reduction in maintenance costs
Zero Safety, Environmental problems
Final Aim:
‘Non-stop’ or ‘no-touch’ operation of production lines


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "TPM (Total Productive Maintenance)"

  1. GMAO Cahier des charges says:
    2 November 2018 pukul 01.07


    Kesalahan paling umum yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan Pemeliharaan Otonom adalah mulai pada titik akhir:

    Anda dapat memeriksa artikel ini tentang Pemeliharaan Otonom:

    AUTONOMOUS MAINTENANCE: 5 STEPS TO SUCCESSFUL IMPLEMENTATION

Posting Komentar