Penerapan Standart Teknik (SNI) Standar Nasional Indonesia

Hasil gambar untuk SNI




Penggunaan serta Penerapan standart teknik (SNI) Standar Nasional Indonesia


Berdasarkan sumber dari Puska dagri, BP2KP, kementerian perdagangan tahun 2015 menunjukan bahwa diberlakukan penerapan standart SNI baik barang maupun jasa baik barang impor maupun yang akan di ekspor, semua mendapatkan perlakuan yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan perlindungan K3L bagi konsumen, dan menciptakan efisiensi produksi serta menciptakan persaingan usaha yang sehat dan transparan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, bahwa barang/jasa yang diperdagangkan di dalam negeri harus memenuhi SNI/persyaratan teknis/kualifikasi yang telah diberlakukan secara wajib.
 Pemberlakuan SNI/persyaratan teknis/kualifikasi ditetapkan oleh Menteri Perdagangan atau menteri sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dengan mempertimbangkan aspek:
a. Keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup;
b. Daya saing produsen nasional dan persaingan usaha yang sehat;
c. Kemampuan dan kesiapan dunia usaha nasional; dan/atau
d. Kesiapan infrastruktur lembaga penilaian kesesuaian.
Sertifikasi SNI diberikan oleh Komites Akreditasi Nasional, yang berdasarkan standar atau penilaian kesesuaian yang ditetapkan oleh negara lain diakui oleh Pemerintah berdasarkan perjanjian saling pengakuan antar Negara. Pemberlakuan SNI ini akan bermanfaat untuk menjamin baik pada pasar dalam negeri dan pasar diluar negeri, karena standart yang telah diakui, pasti berpeluang untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan ekspor produk SNI. Contoh beberapa produk yang harus ber SNI dalam kementerian perdagangan yaitu Kopi kemasan, Teh dan mainan anak. Kita ambi contoh penerapan SNI pada kasus Kopi  Instan Kemasan.
Hasil gambar untuk sni kopi instan
Kopi instan kemasan wajib diberikan sertifikasi SNI adalah berguna untuk  melindungi konsumen dan produsen didalam negeri, karena penerapan wajib SNI berguna untuk memfilter atau menyaring produk-produk import yang kurang berkualitas (berkualitas rendah) namun memiliki harga yang jauh lebih murah, yang tentunya akan berakibat negative terhadap produsen dalam negeri. Proses sertifikasi Kopi di Indonesia ini diperoleh melalui uji laboratorium namun saat ini  hanya ada satu laboratorium penguji yaitu Balai Besar Industri Agro (BBIA) sehingga pelaku usaha membutuhkan waktu yang lama untuk memperoleh sertifikasi SNI. Biaya sertifikasi SNI cukup terjangkau yaitu sebesar 18 juta rupiah.         
Hasil gambar untuk sni kopi instan

Penerapan SNI pada produk kopi instan memiliki dampak positif seperti peningkatan daya saing terutama terhadap kopi impor yang tidak memenuhi standar. Oleh karena itu karena diwajibkannya penerapan SNI pada kopi instan, jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam menerapkan standar akan mengalami peningkatan sehingga dapat menjamin aspek K3L pada proses produksi kopi instan di dalam negeri.  

Sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS